RANCANG BANGUN MODEL KELEMBAGAAN AGRIBISNIS PADI ORGANIK DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN



RANCANG BANGUN MODEL KELEMBAGAAN AGRIBISNIS PADI ORGANIK DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN


        Keamanan pangan menjadi isu sensitif dalam industri pangan yang berimbas pada perkembangan pangan organik yang bersumber pada potensi lokal, sekaligus aman untuk dikonsumsi. Beras organik merupakan salah satu produk pangan yang memiliki peluang untuk dikembangkan dalam suatu sistem agribisnis. Penelitian ini telah dilakukan di Kabupaten Sragen yang mempunyai luas wilayah padi organik cukup besar yang tersebar di 20 Kecamatan dan pada tahun 2010 mencapai areal luas panen 9.244 Hektar.
            Analisis kelembagaan agribisnis padi organik menunjukkan superstruktur yang mendukung kelembagaan sangat kuat yakni berupa dukungan kebijakan pemerintah pusat berupa program Go organik 2010 dan kebijakan pemerintah daerah yang menyangkut kebijakan mulai dari budidaya, penyuluhan, pemasaran, dan sertifikasi.  Profil komunitas kelembagaan agribisnis padi organik mempunyai interaksi yang cukup kuat antar kelompok petani, kelompok peternak, perkumpulan petani pemakai air (P3A) dan asosiasi padi organik, hal ini akan sangat mendukung dalam mendesain kelembagaan.
            Rancang bangun model kelembagaan padi organik dalam mendukung ketahanan pangan didesain dengan mengacu pada sistem agribisnis yang meliputi beberapa subsistem. Subsistem yang pertama adalah subsistem agribisnis hulu yang berperan untuk menghasilkan barang-barang modal bagi proses produksi pertanian yaitu usaha-usaha dalam bidang perbenihan/pembibitan tumbuhan dan hewan, industri agrokimia (pupuk. pestisida, obat/vaksin ternak) dan industri agro-otomotif (mesin dan peralatan pertanian) serta industri pendukungnya. Kelembagaan ini bertujuan untuk menjamin terpenuhinya input yang dibutuhkan pada subsistem usahatani.
            Subsistem yang kedua adalah subsistem usahatani. Peran subsistem usahatani adalah melakukan kegiatan yang menggunakan barang-barang modal dan sumberdaya alam untuk menghasilkan komoditas pertanian primer pertanian yang merupakan bahan baku bagi subsistem agribisnis hilir. Produk primer yang dihasilkan adalah padi organik yang akan diproses lebih lanjut menjadi beras organik pada subsistem agribisnis hulu. Pelaku utama pada subsistem ini adalah kelompok tani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
            Subsistem yang ketiga adalah subsistem agribisnis hilir yang berperan melakukan proses pengolahan komoditas pertanian primer yang dihasilkan pada subsistem usahatani. Kelembagaan ini bertujuan untuk menghasilkan produk agroindustri yang mempunyai nilai tambah disbanding dengan komoditas primernya. Pelaku utama pada subsistem ini adalah asosiasi padi organik (APO), perusahaan beras organik swasta dan perusahaan beras organik milik pemda.
            Subsistem yang keempat adalah subsistem pemasaran yang berperan untuk melakukan pemasaran produk beras organik sampai ke konsumen dengan tujuan untuk memastikan produk dapat diterima konsumen dengan harga yang kompetitif. Pelaku utama pada subsistem ini adalah asosiasi padi organik (APO), perusahaan beras organik swasta dan perusahaan beras organik milik pemda.
            Subsistem yang kelima adalah subsistem penunjang yang berperan memberi dukungan terhadap kelembagaan pada subsistem yang lain, seperti lembaga keuangan, Bapelluh dan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A).
            Model kelembagaan agribisnis padi organik dirancang untuk memenuhi empat dimensi yaitu kondisi lingkungan eksternal, motivasi kelembagaan, kapasitas kelembagaan, dan kinerja kelembagaan. Kelembagaan yang terbentuk juga ditinjau dari tiga ciri utama kelembagaan yaitu batas yurisdiksi, hak dan kewajiban, aturan representasi sehingga efektifitas dan keberlanjutan kelembagaan dapat terjamin.
            Berdasarkan hasil analisis journal ini maka disarankan bahwa pengembangan agribisnis padi organik diperlukan kelembagaan yang terpadu dari kelembagaan dalam semua subsistem agribisnis, pemerintah memiliki peran besar dalam pengembangan agribisnis padi organik sehingga kebijakan-kebijakan yang mendukung terlaksananya program agribisnis padi organik penting untuk ditingkatkan dan diperhatikan.


*Mero

0 komentar