BISNIS DAN INFAQ
Ust. Anis Matta Lc
Rajinlah berinfaq walaupun kita miskin.
Gunanya apa ? Supaya antum tetap menganggap uang itu kecil dan supaya tidak ada
angka besar dalam fikiran kita. Misalnya kita punya tabungan Rp 10.000.000,
infaqkan. Supaya antum meneguhkan, walau ada yang lebih besar dari ini. Jadi
angka itu terus bertambah dikepala kita, walaupun dalam kenyataan belum. Tetapi
dengan berinfaq seperti itu, kita memperbaiki cita rasa kita tentang angka.
Bukan sekedar dapat pahala tetapi efek tarbawinya bagi kita akan bertambah
terus. Kita belum pernah merasakan bagaimana menginfaqkan mobil, sekali waktu
kita berusaha untuk menginfaqkan mobil. Begitu antum punya uang sedikit terus
berinfaq, terus sperti itu kita latih sambil menjaga jarak. Kita membuat
sirkulasi jadi bagus.
Kemudian mulailah melakukan bisnis real.
Terjun ke dalam bisnis secara langsung. Karena rasulullah SAW mengatakan 9 dari
10 pintu rezeki itu ada dalam perniagaan (perdagangan). Saya juga ingin
menasihati ikhwah-ikhwah yang sudah jadi anggota DPR dan DPRD, jangan
mengandalkan mata pencaharian dari gaji DPR dan DPRD. Belum tentu antum
terpilih lagi. Belum tentu juga jama’ah menunjuk kita lagi sebagai anggota dewan, padahal gaya hidup
sudah berubah. Anak-anak kita kalau kenalan dengan orang, bapak saya anggota
dewan padahal itu hanya sirkulasi. Jadi setiap kali kita mendapatkan pendapatan
dari gaji karena pekerjaan seperti ini, kita harus hati-hati itu berbahaya.
Jadi pendapatan paling bagus itu tetap dari bisnis. Oleh karena itu, mulai
sekarang itu belajarlah terjun ke dunia bisnis.
Jatuh bangun waktu bisnis tidak ada
masalah, terus saja belajar. Tidak ada juga orang langsung jadi kaya. Yang
antum perlu terus berbisnis. Begitu juga dengan para ustadz, teruslah bisnis.
Begitu juga dengan seluruh pengurus DPW-DPD dan seterusnya. Teruslah berbisnis.
Lakukan bisnis sendiri. Sesibuk-sibunknya kita, kita perlu mempunyai bisnis
sendiri s ekecil-kecilnya. Tidak boleh tidak. Itulah sumber rezeki sebenarnya.
Kalau antum mau kaya sumbernya adalah dagang.
Rezeki itu datangnya dari 20 pintu, 19
pintu datangnya dari pedagang dan hanya 1 pintu untuk yang bekerja dengan
keterampilannya, yaitu para professional. Misalnya akuntan itu kan
professional, pekerja pintar, tapi kalau sumber rezekinya satu makanya uangnya
terbatas. DPR juga begitu sumbernya satu, yakni gaji bulannan, itu hanya 5
tahun. Itu pun kalau tidak di PAW sebbelumnya. Jadi kalau saya ketemu ikhwah
dari dewan, hati-hati jangan sampai mengandalkan mata pencaharian dari situ.
Selain itu potongan dari DPP, DPW, dan DPD juga besar. Untuk ma’isyah sendiri
kita harus cari disumber lain.
Waktu kita terjun kebisnis, kita pasti
gagal. Gagal pertama, gagal kedua, gagal ketiga, gagal keempat tapi teruslah
jangan pernah putus asa. Saya punya partner bisnis, dia mulai bisnis umur 16
tahun, semua jenis pekerjaan sudah dia lakukan. Pada suatu waktu dia mempunyai
38 perusahaan tapi dari 38 perusahaan ini hanya 6 yang menghasilkan uang, kita
lihat berapa ruginya. Jadi sering kali kita salah pandang terhadap orang kaya.
Kita pikir tangannya tangan dingin semua yang disentuh jadi uang, ternyata
tidak juga.
Jadi hal-hal seperti itu harus kita hadapi
secara wajar, jangan shock kalau rugi. Jangan berpikir dengan berdagang antum
akan cepat jadi kaya, yang menentukan antum cepat berhasil dalam dagang itu
adalah secepat apa antum belajar. Cara belajar itu ada dua, baca buku atau
sekolah dan bergaul dengan orang-orang sukses, nanti kalau sudah baca buku
sudah bergaul dengan orang sukses masih gagal juga, teruslah berdagang,
teruslah bergaul, teruslah seperti itu karena setiap orang tidak tahu kapan
saatnya dia ketemu dengan momentum lompatannya.
*Mero
0 komentar