PERNYATAAN SIKAP FAHIRA IDRIS TERHADAP
FENOMENA LGBT
DI INDONESIA TERKAIT DENGAN PERLINDUNGAN
ANAK
#TolakPropagandaLGBT
Dalam agama yang saya yakini dan anut,
tidak ada konsep LGBT. Saya rasa, semua agama meyakini hal yang sama dan sikap
saya ini saya yakini juga menjadi sikap mayoritas masyarakat Indonesia. Itu
keyakinan dan kepercayaan saya serta hak asasi saya yang juga harus dihormati siapa saja, termasuk
LGBT dan para penyokongannya.
Saya secara pribadi tidak mempersoalkan
keberadaan LGBT dan menolak segala macam bentuk kekerasan kepada mereka. Yang
saya permasalahkan adalah aksi “PROPAGANDA” mempromosikan LGBT dengan pesan
utama “mencintai sesama jenis” dan “perilaku seks menyimpang adalah hal yang
wajar”. Terlebih propaganda ini sangat gencar menyasar kalangan anak remaja.
Bukti-buktinya sudah banyak. Bagi saya
propaganda LGBT dikalangan anak dan remaja adalah kejahatan. INI SUDAH
MENCEMASKAN !! Apalagi propaganda secara masif dilakukan lewat berbagai media
baik yang konvensional maupun non konvensional, mulai dari buku, musik, film,
internet, media sosial, aplikasi chatting/percakapan dan sebagainya. Dan
parahnya komunitas LGBT termasuk para akademisi penyokongnya Cuma DIAM saja
melihat tindakan tidak terpuji ini.
Saya mau ingatkan, siapa saja, penulis,
penerbit, pembuat film, perusahaan teknologi informasi, atau
komunitas-komunitas yang mempropagandakan LGBT kepada anak dan remaja, anda
telah melanggar Undang-Undang Perlindungan Anak dan itu ada sanksi pidananya.
SAYA DAN SAYA YAKIN BANYAK MASYARAKAT INDONESIA LAINNYA TAKKAN TINGGAL DIAM
JIKA TERJADI PROPAGANDA LGBT DIKALANGAN ANAK DAN REMAJA.
Mereka yang sering mempropaganda LGBT ini
selalu berlindung dibalik HAM, tanpa sadar propaganda yang mereka lakukan
melanggar hak-hak asasi anak untuk tumbuh kembang secara wajar dan alamiah.
Mereka lupa, semua HAM PBB yang jadi rujukan mereka itu harus disesuaikan
dengan hukum Nasional dan kondisi Negara Indonesia,
Mereka bicara toleransi tetapi apa yang mereka lakukan jauh dari
nilai toleransi. Masyarakat Indonesia sebenarnya sudah cukup toleran atas
keberadaan LGBT, tetapi akibat provokasi-provokasi yang bentuknya propaganda
dan show off, masyarakat menjadi marah.
Saya sendiri beberapa tahun lalu pernah
menangani aduan orang tua siswa tentang propaganda LGBT langsung ke
sekolah-sekolah yang ada di Jakarta dengan tameng edukasi ternyata didalamnya
ada propaganda LGBT. Apa pantas seperti itu ? saat itu sebuah buku itu berjudul
“Aku Bangga Menjadi Lesbi” dibagikan ke anak-anak di sekolah. “ini maksudnya apa
?”
Sama halnya dengan kasus buku komik
berjudul “Why Puberty” yang menyasar remaja lengkap dengan ilustrasi yang
lagi-lagi mempromosikan LGBT. Buku ini selain dijual umum di toko buku juga
sudah berada banyak diruangan perpustakaan seluruh Indonesia dari hasil
sumbangan. Bagi saya ini MENCEMASKAN dan harus DILAWAN. Dan entah berapa banyak
lagi jenis propaganda yang kerap kita temui. Anehnya, walau ini jadi isu besar,
tak satupun komunitas LGBT dan para pendukungnya yang berkomentar setidaknya
meminta maaf atas propaganda LGBT kepada anak-anak.
Kondisi ini diperparah dengan lemahnya
pengawasan dan ketegasan pemerintah. Semua propaganda LGBT ini ditemukan karena
kesadaran masyarakat. Padahal sesuai Undang-Undang Perlindungan Anak,
pemerintah diwajibkan melindungi anak-anak dari segala macam kondisi yang dapat
mengganggu tumbuh kembang mereka.
Saya dan semua orang tua di Indonesia
punya hak melindungi anak-anak kami dari .propaganda LGBT. Itu hak asasi kami
yang harus dihargai. Jangan karena sikap kami menjaga keluarga, kami dibilang
intoleransi, dangkal, berpikir mundur, homofobia. Sementara komunitasnya LGBT
dan para pendukungnya dilabelin orang paling toleran, berhati mulia.
Point penting dari saya dan ini
mudah-mudahan didengar komunitas LGBT dan para penyokongnya adalah, saya tidak
mempersoalkan keberadaan LGBT dan komunitasnya, karena memang nyata mereka ada
di Indonesia. Hak anda para LGBT mendeklarasikan orientasi seksual anda ke muka
umum. Tetapi jangan coba-coba berniat menuntut dan memaksa kami dan anak-anak
kami juga memberi toleransi terhadap gerakan-gerakan LGBT ATAS NAMA HAM, yang
mencoba mengubah pandangan agama, tatanan sosial, etika, norma dan nilai-nilai
budaya Indonesia untuk beradaptasi atas ke LGBT-an anda.
Saya dan pasti semua orang tua akan
melakukan apapun, bahkan tindakan nekat dan ekstrim untuk melindungi anak-anak
kami dari pengaruh yang kami anggap tidak baik dan dapat merusak tumbuh kembang
anak-anak kami dalam hal ini LGBT.
Untuk penyiaran yang mengandung unsur
propaganda LGBT, kita punya KPI dan menurut saya KPI punya concern terkait hal
ini, tetapi untuk penerbitan apalagi penyebaran lewat internet memang kita
harus kerja keras mencegahnya.
Untuk penerbit saya rasa IKAPI (Ikatan
Penerbit Indonesia) harus punya inisiatif untuk mengingatkan para penerbit
dibawah naungannya untuk tidak meloloskan buku yang mengandung unsur propaganda
LGBT terutama yang menyasar anak dan remaja. Kita tidak tahu, mungkin saja
diluar sana masih banyak buku anak yang mengandung propaganda LGBT.
Untuk internet dan media sosial harap saya
harus ada gerakan bersama untuk kampanye menolak propaganda LGBT dan kesadaran
kita masyarakat, khususnya para orang tua untuk lebih aware terhadap hal ini.
Demikian pernyataan sikap ini saya
sampaikan. Saya berharap teman-teman
berkenan memberi masukan terkait persoalan ini. Semua masukan dan saran
teman-teman akan kita jadikan strategi untuk melindungi Indonesia terutama anak
dan remaja dari propaganda LGBT dan akan kita serahkan kepada para pengambil
kebijakan di Negeri ini agar mereka juga
ikut bertanggung jawab melindungi anak Indonesia.
Ditunggu masukan lewat WA/E-mail...
Terima kasih banyak sebelumnya,
Wassalam,
Ketua Umum Yayasan Anak Bangsa dan Mandiri
Anggota DPD RI dari DKI Jakarta
WA :
08170877686
*Mero
0 komentar