EKONOMI
SUMBERDAYA ALAM
SUMBERDAYA
ALAM TERKAIT PERTANIAN
OLEH
:
KELOMPOK
9
1.
HERA
MEROLIZA (05011181320069)
2.
HESTI
WIDYA NINGRUM (05011181320062)
3.
NANDA
WULANDARI (05011381320005)
4.
NENENG
MARITA ASTUTI (05011181320064)
5.
R.A
JULI RAHMALIA (05011281320020)
JURUSAN
AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
INDRALAYA
2015
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur atas
kehadirat Allah Swt karena atas berkat, rahmat dan ridho-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Sumberdaya Alam Terkait Pertanian.
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu syarat lulus dalam mata
kuliah Ekonomi Sumberdaya Alam Pada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada Dr. Ir.
Maryadi, M.Si. selaku Dosen pengasuh mata kuliah Ekonomi Sumberdaya Alam yang
telah memberikan ilmunya kepada kami.
Dalam
penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan maupun kesalahan. Sehingga
kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan demi penyempurnaan makalah
berikutnya. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Indralaya,
1 Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL….................………………….........…….....................................……………1
KATAPENGANTAR..............................................................................................................................2
DAFTAR ISI….……………...........................................………………………………………...……3
BAB I PENDAHULUAN…….................................………………………………..………..…….....4
1.1 Latar Belakang….......................……......…………………………………...….…………4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................6
1.3 Tujuan…......................................………...…………………………………………………6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................7
BAB III PEMBAHASAN………..............................…............................……..………………….….9
3.1 Pemanfaatan Sumberdaya Alam dalam Bidang
Pertanian dan Perkebunan......................10
3.2
Jenis Pertanian Tanaman Pangan.......................................................................................11
3.3
Sumberdaya Alam Perkebunan..........................................................................................13
3.4
Jenis-jenis Sumberdaya dalam Pertanian..........................................................................16
3.5
Faktor Produksi Pertanian.................................................................................................17
3.6
Peran dan Kendala Dari Masing-Masing
Sumberdaya......................................................17
3.7
Permasalahan yang dihadapi..............................................................................................19
3.8
Peningkatan Ketahanan Pangan dan
Revitalisasi Pertanian..............................................19
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN………………….....………..…..........................………….22
4.1
Kesimpulan.…........…..……………………………………..........…..........................................……22
4.2
Saran……...….…........................................…………………………………………………….……22
DAFTAR PUSTAKA….…...................................………………………………………………..….23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumberdaya
alam merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena
itu pemanfaatan sumberdaya alam harus dilakukan sebaik mungkin, tidak
berlebihan dalam mengeksplorasinya namun mengoptimalkan sebaik mungkin
sumberdaya yang tersedia maka pemenuhan kebutuhan masyarakat akan terpenuhi dan
perusakan terhadap lingkungan dapat dicegah.
Pertanian
merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat potensial untuk dimanfaatkan,
hal ini terbukti dengan pertanian masih merupakan salah satu mata pencaharian
terbesar masyarakat Indonesia. Sumberdaya alam merupakan faktor penting lainnya
dalam kelangsungan hidup manusia. Pemanfaatan sumberdaya alam ini masih kurang
optimal. Oleh karena itu kita harus mengoptimalkan sumberdaya alam tersebut
guna memenuhi kelangsungan hidup serta kebutuhan manusia saat ini.
Indonesia terletak di garis khatulistiwa dan merupakan salah
satu negara yang berada di wilayah tropis, oleh sebab itulah Indonesia memiliki
potensi pertanian yang sangat baik dengan didukung kelimpahan sumberdaya alam
dan kondisi lingkungan Indonesia yang mendukung pertanian tropika.
Faktanya adalah bahwa sebagian besar mata pencarian penduduk
Indonesia berasal dari sektor pertanian dan menjadikan sektor pertanian sebagai
salah satu pilar besar perekonomian Indonesia, itulah mengapa negara kita
disebut sebagai negara agraris. Dilihat dari potensi-potensi yang ada
sebenarnya Indonesia sangat mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan bangsa
Indonesia sendiri dan bahkan juga mampu untuk mengekspor ke negara lain
sehingga dapat membuat negara kita lebih maju jika dimanfaatkan dengan baik.
Indonesia memiliki sumberdaya alam yang begitu banyak. Plasma
nutfah Indonesia yang melimpah merupakan terbesar nomor dua di dunia setelah
Brazil. Hal tersebut dapat kita lihat dari berbagai macam komoditas pertanian,
seperti perkebunan, peternakan, produksi tanaman pangan yang telah dijadikan
sejak lama oleh sebagian besar penduduk Indonesia dalam memenuhi kebutuhan
hidup sebagai sumber pangan dan sekaligus sebagai pendapatan mereka.
Usaha pertanian tersebut didukung oleh kondisi geografis
Indonesia yang bagus berupa dataran rendah dan tinggi, curah hujan yang merata
di sebagian wilayah, sinar matahari yang terus menyinari Indonesia sepanjang
tahun karena kondisi itulah yang membuat Indonesia sangat berpotensi
mengembangkan pertanian lebih jauh dan lebih maju lagi
Sebenarnya telah sejak lama potensi sumber daya alam
Indonesia dimanfaatkan oleh penduduk Indonesia sendiri dan bahkan membuat
negara lain ingin memiliki sumber daya alam kita. Ketika zaman penjajahan
banyak negara-negara Eropa melakukan ekspansi ke negeri kita untuk mengeruk
seluruh sumberdaya alam kita dan menjadikan beberapa sumberdaya alam kita
seperti rempah-rempah sebagai komoditas perdagangan di Eropa.
Indonesia memiliki potensi ketersediaan lahan yang cukup
besar dan belum dimanfaatkan secara optimal. Data dari kajian akademis yang
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air, Kementerian
Pertanian pada tahun 2006 memperlihatkan bahwa total luas daratan Indonesia
adalah sebesar 192 juta ha, terbagi atas 123 juta ha (64,6 %) merupakan kawasan
budidaya dan 67 juta ha sisanya (35,4 %) merupakan kawasan lindung. Dari total
luas kawasan budidaya, yang berpotensi untuk areal pertanian seluas 101 juta
ha, meliputi lahan basah seluas 25,6 juta ha, lahan kering tanaman semusim 25,3
juta ha dan lahan kering tanaman tahunan 50,9 juta ha. Sampai saat ini, dari
areal yang berpotensi untuk pertanian tersebut, yang sudah dibudidayakan
menjadi areal pertanian sebesar 47 juta ha, sehingga masih tersisa 54 juta ha
yang berpotensi untuk perluasan areal pertanian. Badan Pertanahan Nasional
sesungguhnya memiliki lahan yang berpotensi untuk digunakan sebagai
pengembangan komoditas pertanian seluas 7,2 juta hektar. Namun faktanya hanya
sedikit yang dimanfaatkan sekitar 500 ribu hektar saja menurut kementrian
pertanian.
Akan tetapi sering kali kita mengalami kelangkaan beberapa
beberapa produk hasil pertanian seperti baru-baru ini penduduk digegerkan
dengan langkanya kacang kedelai yang merupakan bahan pokok pembuatan tempe, sehingga
pembuatan tempe semakin mahal dan berimbas buruk kepada semua para petani,
pedagang, dan semua masyarakat. Sebenarnya dengan potensi alam yang ada dan
mendukung jika dimanfaatkan dengan baik seharusnya mampu mengatasi berbagai
kelangkaan bahan-bahan pangan dan mampu mengurangi ketergantungan pemerintah
dalam mengimpor bahan-bahan pangan.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apa
saja jenis-jenis sumberdaya dalam pertanian ?
2. Apa
saja peran sumberdaya dalam pertanian ?
3. Apa
saja kendala dari sumberdaya dalam pertanian ?
4. Bagaimana
cara meningkatkan ketahanan pangan dan Revitalisasi pertanian ?
1.3
Tujuan
1. Untuk
mengetahui jenis-jenis sumberdaya dalam pertanian
2. Untuk
mengetahui peran sumberdaya dalam pertanian
3. Untuk
mengetahui kendala dari sumberdaya dalam pertanian
4. Untuk
mengetahui cara meningkatkan ketahanan pangan dan Revitalisasi pertanian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sampai saat ini Indonesia merupakan negara yang bercorak
agraris. Pada tahun 1999 sektor pertanian menjadi sumber penghidupan 44% rakyat
Indonesia. Jumlah ini belum menghitung sektor-sektor lain yang sangat berkaitan
erat dengan pertanian. (Paleztine, 2010)
Pertanian dan perkebunan adalah sektor yang sangat vital bagi
sebuah bangsa. Hal ini terjadi karena pertanian merupakan sumber bahan pangan,
sandang, bahkan papan, dan saat ini juga energi. Keempat tadi boleh dikatakan
telah menjadi kebutuhan pokok manusia modern saat ini di luar telekomunikasi
dan pendidikan (Paleztine, 2010)
Selain itu ketahanan pangan dan energi pada saat ini
dikatakan akan menjadi syarat kedaulatan dari sebuah bangsa. Bangsa yang tidak
dapat menciptakan ketahanan pangan dan energinya secara mandiri tidak akan bisa
menjadi bangsa yang berdaulat dan mandiri. Oleh karena itu pertanian dan
perkebunan semakin penting untuk menjadi perhatian pemerintah dalam merencanakan
pembangunan negeri (Paleztine, 2010).
Sektor pertanian dan perkebunan tidak lepas dari pemanfaatan
sumberdaya yang ada di alam sekitar. Sumberdaya alam adalah keadaan lingkungan
alam (natural envinronment) yang mempunyai nilai untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Disekitar kita terdapat beraneka macam sumberdaya alam yang dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang semakin banyak dan beragam.
Sumberdaya yang biasa dimanfaatkan dalam bidang pertanian adalah sumberdaya
lahan, sumberdaya manusia dan sumberdaya modal.
Sumber daya Lahan adalah segala sesuatu yg bisa memberikan
manfaat di lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan
vegetasi dimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi potensi penggunaannya
(termasuk didalamnya adalah akibat kegiatan-kegiatan manusia baik masa lalu
maupun masa sekarang). misal; penebangan hutan, penggunaan lahan pertanian
(Ulung Pamungkas, 2009)
Menurut Apriyanto, 2011. Sumber Daya Lahan (SDL) yang ada di
Indonesia antara lain terdiri dari :
a) Lahan
Basah
Lahan basah atau
wetland adalah wilayah-wilayah di mana tanahnya jenuh dengan air, baik bersifat
permanen (menetap) atau musiman. Wilayah-wilayah itu sebagian atau seluruhnya
kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal, di antaranya adalah
rawa-rawa (termasuk rawa bakau), paya, dan gambut. Air yang menggenangi lahan
basah dapat tergolong ke dalam air tawar, payau atau asin (Notohadiprawiro,
2006).
b)
Lahan Kering
Lahan kering adalah
lahan yang dapat digunakan untuk usaha pertanian dengan menggunakan air secara
terbatas dan biasanya hanya mengharapkan dari curah hujan. Untuk usaha
pertanian lahan kering dapat dibagi dalam tiga jenis penggunaan lahan, yaitu
lahan kering berbasis palawija (tegalan), lahan kering berbasis sayuran
(dataran tinggi) dan pekarangan (Setiawan, 2008).
c)
Lahan Gambut
Indonesia memiliki
lahan gambut terluas di antara negara tropis, yaitu sekitar 21 juta ha, yang
tersebar terutama di Sumatera, Kalimantan dan Papua. Namun karena variabilitas
lahan ini sangat tinggi, baik dari segi ketebalan gambut, kematangan maupun
kesuburannya, tidak semua lahan gambut layak untuk dijadikan areal pertanian.
Dari 18,3 juta ha lahan gambut di pulau-pulau utama Indonesia, hanya sekitar 6
juta ha yang layak untuk pertanian (Agus, 2008).
Di sekitar kita terdapat tanah dengan berbagai jenis dan
karakteristiknya. Benda yang setiap hari kita lihat dan kita injak tersebut
memiliki manfaat yang beragam, dalam bidang pertanian tentu saja sumberdaya
lahan digunakan sebagai media budidaya tanaman.
Sumberdaya lahan di Indonesia yang dimanfaatkan sebagai lahan
produksi budidaya pertanian dapat di bagi menjadi 3 kategori, yaitu :
a)
Budidaya tanaman Pangan.
b)
Budidaya tanaman Perkebunan.
c)
Budidaya tanaman Holtikultura (tanaman buah, sayuran,
hias, obat dan aromatik).
Permasalahan
sumberdaya lahan terdiri beberapa poin berikut :
1. Semakin
menurunnya kesuburan tanah akibat pemanfaatan yang intensif atau terus menerus.
2. Terjadi
pencemaran lingkungan akibat kegiatan pemupukan dan pemberantasan hama dengan
menggunakan pestisida anorganik secara tidak sehat.
3. Kompetisi
pemanfaatan lahan untuk pembangunan dan pertanian serta kepentingan konservasi
sering berbenturan satu sama lain.
Solusi yang ditawarkan untuk pemecahan masalah yang terkait
dengan sumberdaya lahan:
1. Melakukan
teknik budidaya dengan pendekatan agroekosistem yang ramah lingkungan.
2. Pembangunan
yang berwawasan lingkungan, berarti pembangunan yang memperhatikan keseimbangan
yang sehat antara manusia dengan lingkungannya sehingga keseimbangan alam dapat
terjaga. Ciri keseimbangan alam dapat dilihat dari biodiversitas yang terdapat
pada alam tersebut (Setijati, 2010).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Pemanfaatan
Sumberdaya Alam dalam Bidang Pertanian dan Perkebunan
Pertanian adalah pengembangan dan
pemanfaatan sumber daya alam hayati terutama tanaman produktif yang
menghasilkan dan dapat di pergunakan sebagai kehidupan manusia. Sedangkan
pengertian pertanian dalam arti sempit adalah suatu proses becocok tanam di
suatu lahan yang telah di siapkan sebelumnya dalam skala kecil pola perdagangan
lokal, serta mengunakan cara manual tanpa terlalu banyak memakai menejemen .
Sebagian besar mata pencaharian
masyarakat di Indonesia adalah sebagai petani dan perkebunan, sehingga sektor -
sektor ini sangat penting untuk dikembangkan di negara kita. Secara umum, di
Indonesia terdapat beberapa bentuk pertanian sebagai berikut:
a) Sawah
Sawah adalah
suatu bentuk pertanian yang dilakukan di lahan basah dan memerlukan banyak air
baik sawah irigasi, sawah lebak, sawah tadah hujan maupun sawah pasang surut.
Yang pada masa sekarang sudah hampir punah. Sawah merupakan cara bertani yang
lebih baik di bandingkan cara lain karena sudah menerapkan saptausaha tani.
b) Ladang (Huma)
Ladang
merupakan sistem pertanian pada lahan kering. Pada sistem pertanian ini
berpindah-pindah yaitu melakukan pembukaan hutan
dengan cara pembakaran lahan yang telah terbuka ditanami padi dan
palawija. Hal ini merugikan karena unsur-unsur hara yang bersifat meyuburkan
tanah akan hilang akibat pengolahan tanah yang salah. Sistem ini berakibat pada
tanah longsong dan banjir.
c) Tegalan
Tegalan
merupakan sistem pertanian lahan kering yang sudah menetap. Jenis
tanaman yang ditanam pada lahan ini diantaranya palawija dan padi
gogo. Tegalan adalah suatu daerah dengan lahan kering (dry farming)
yang bergantung pada pengairan air hujan, ditanami tanaman musiman atau tahunan
dan terpisah dari lingkungan dalam sekitar rumah. Lahan tegalan tanahnya sulit
untuk dibuat pengairan irigasi karena permukaan yang tidak rata. Pada saat
musim kemarau lahan tegalan akan kering dan sulit untuk ditubuhi tanaman
pertanian.
3.2
Jenis
Pertanian Tanaman Pangan
a) Padi
Syarat-syarat agar tanaman padi tumbuh
subur adalah sebagai berikut:
-
Membutuhkan banyak air
-
Membutuhkan intensitas matahari
-
Tinggi tempat tidak lebih dari 1.300 m dpal
-
Tumbuh baik di daerah beriklim muson
Daerah penghasil padi antara lain Aceh, Sumatera Barat, Tapanuli, Lampung,
Jawa, bali, lombok, Sulawesi Selatan, Minahasa, Kalimantan Tengah,
dan NTB. Merupakan bahan baku nasi yang menjadi makanan pokok masyarakat
Indonesia.
b) Jagung
Banyak
pendapat dan teori mengenai asal tanaman jagung, tetapi secara umum para
ahli sependapat bahwa jagung berasal dari Amerika Tengah atau Amerika Selatan.
Jagung secara historis terkait erat dengan suku Indian, yang telah menjadikan
jagung sebagai bahan makanan sejak 10.000 tahun yang lalu). Jagung yang telah
direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
Manfaat dari tanaman jagung adalah :
–
Bahan membuat makanan ternak di samping
–
Sebagai makanan pokok daerah tertentu
Syarat-syarat
agar tanaman jagung agar tumbuh subur adalah sebagai berikut:
–
Tanah banyak mengandung unsur hara
–
Ketinggian tempat sampai 1.500 m dpal
–
Curah hujan sekitar antara 400-1.500 meter per tahun.
–
Waktu tumbuh dan menjelang panen tidak memerlukan
banyak air
Daerah
persebaran penghasil jagung antara lain Jawa, Madura, Sulawesi, dan Nusa
Tenggara.
c) Ketela Pohon
Ketela pohon merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain
ubi kayu, singkong atau kasape. Di Indonesia, ketela
pohon menjadi makanan bahan pangan pokok setelah beras dan jagung. Manfaat daun
ketela pohon sebagai bahan sayuran memiliki protein cukup tinggi atau untuk
keperluan yang lain seperti bahan obat-obatan. Kayunya bisa digunakan sebagai
pagar kebun atau di desa-desa sering digunakan sebagai kayu bakar untuk memasak.
Dengan perkembangan teknologi, ketela pohon dijadikan bahan dasar pada industri
makanan dan bahan baku industri pakan. Selain itu digunakan pula pada industri
obat-obatan.
Syarat-syarat agar tanaman ketela pohon agar
tumbuh subur adalah sebagai berikut:
–
Terletak pada ketinggian 1.500 m dpal
–
Curah hujan besar
–
Temperatur daerahnya panas
Daerah persebaran ketela pohon, antara lain, Jawa, Madura, Bali, Nusa
Tenggara, Sumatra, Kalimantan, Maluku, dan Papua. Ketela
pohon di gunakan sebagai makanan pokok, makanan ternak, dan bahan tepung
tapioka.
d) Kedelai
Kedelai (Glycine Max) sudah dibudidayakan sejak 1500 tahun Sebelum
Masehi dan baru masuk Indonesia, terutama Jawa sekitar tahun 1750. Kedelai
berfungsi sebagai zat pembangun bagi tubuh, mengurangi gejala menopouse,
mencegah osteoporosis, mencegah atherosclerosis, mencegah kanker, meringankan
diabetes.
Syarat-syarat agar tanaman kedelai agar tumbuh subur adalah sebagai
berikut:
–
Di daerah beriklim tropis
–
Waktu tumbuh dan masa tidak terlalu
banyak air
–
Tumbuh di dataran rendah dan pegunungan
dengan ketinggian 500 m dpal.
Daerah penghasil
kedela terbesar terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
e) Kacang Tanah
Syarat-syarat agar
tanaman pai agar tumbuh subur adalah sebagai berikut:
–
Tumbuh di daerah tropis basah
–
Kondisi tanah gembur
–
Saaat tumbuh perlu air banyak dan saat
masak hanya perlu air sedikit
–
Curah hujan tidak terlalu banyak
Daerah penghasil
terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Dan Lombok.
3.3
Sumberdaya
Alam Perkebunan
Perkebunan adalah sistem
pertanian dengan orientasi skala besar yang tentunya untuk di perdagangkan dari
hasil suatu komoditi hasil pertanian. Biasanya perkebunan banyak untuk
orientasi tanaman keras atau tanaman masa hidup jangka panjang yang di budi
daya kan dan menggunakan pola menejemen yang baik. Sebagai contoh: perkebunan karet, perkebunan sawit,
perkebunan tebu, perkebunan teh dan lain sebagainya
a)
Karet
Sejarah karet bermula ketika Christopher Columbus menemukan benua
Amerika pada 1476. Saat itu, Columbus tercengang melihat orang-orang Indian
bermain bola dengan menggunakan suatu bahan yang dapat melantun bila dijatuhkan
ke tanah). Bola tersebut terbuat dari campuran akar, kayu, dan rumput yang
dicampur dengan suatu bahan (lateks) kemudian dipanaskan diatas unggun dan
dibulatkan seperti bola. Karet mempunyai arti penting dalam aspek kehidupan
sosial ekonomi masyarakat indonesia, yaitu salah satu komoditi
penghasil devisa negara, tempat persediaanya lapangan kerja bagi
penduduk, dan sumber penghasilan bagi petani
Daerah - daerah penghasil karet adalah :
Sumatera :
Aceh, Tapanuli, Riau, Jambi, Palembang, dan Lampung
Jawa :
Banten, Bogor, Malang, dan Gunung Kidul.
Kalimantan :
Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur.
Syarat-syarat agar karet
tumbuh subur, antara lain sebagai berikut:
–
Tumbuh pada ketinggian 700 meter dpal
–
Di daerah tropis suhu rata-rata bulanan 24
C
–
Hujan rmerata sepanjang tahun minimum
1.500 mm per tahun
b)
Kopi
Syarat-syarat agar kopi
tumbuh subur, antara lain sebagai berikut:
–
Memerlukan curah hujan yang cukup saat
tumbuh
–
Membutuhkan udara kering dan panas waktu
mulai tua
–
Terletak pada ketinggian 650-1.500 m dpal
Daerah penghasil kopi di Indonesia, antara lain sebagai berikut:
Jawa : priangan, Kedu Utara, Besuki, Malang, Kediri, Blitar, Jember.
Sumatera :Bengkulu, Lampung, Palembang, Aceh, Sumatera, Barat, Riau
Sulawesi :Minahasa dan Padang
Nusa Tenggara :Bali, Flores, dan Timor
c)
Teh
Syarat-syarat agar teh
tumbuh subur, antara lain sebagai berikut:
–
Tumbuh di derah pegunungan dengan
ketinggian 800-3.000m dpal
–
Terletak di daerah tropis dan subtropis
yang sejuk
–
Curah hujan besar dan merata sepanjang
tahun
– Tanah termasuk vulkanis muda
Daerah penghasik teh di Indonesia, antara lain di Bogor, Priangan, Sukabumi,
Pekalongan, Wonsobo, Malang, Jember, Banyuwangi, Bengkulu, Pematang Siantar,
dan Sumatera Barat.
d)
Tembakau
Tembakau (Tobacco) adalah sejenis tanaman herbal. Tanaman ini berasal dari
Amerika Utara dan Amerika Selatan.
Syarat-syarat agar tembakau tumbuh subur, antara lain sebagai berikut:
–
Tumbuh di dataran rendah dan pegunungan
pada ketinggian 2.000 m dpal
–
Memerlukan musim kering waktu menanam
–
Jenis tanah nya vulkania muda
–
Angin tidak terlalu kencang
–
Bisa tumbuh di daerah tropis dan di luar
daerah tropis
Daerah penghasil tembakau di Indonesia, antara lain:
Jawa Timur :
Bojonegoro
Jawa Tengah : Boyolali
Sumatera Utara : Deli
Serdang
Jawa Tengah :
Klaten
e)
Tebu
Tebu adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tanaman ini hanya
dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis
rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang
lebih 1 tahun). Daerah - daerah penghasil tebu, antara lain Aceh Barat,
Bengkulu, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Lampung, dan DI Yogyakarta. Tebu
dapat diolah menjadi gula pasir. Pabrik gula terdapat di :
–
Cot Girek : DI Aceh
–
Madukismo : Jawa Tengah
–
Mojokerto : Jawa Timur
Syarat-syarat agar tebu dapat tumbuh subur, antara lain sebagai berikut:
–
Ditanam di dataran rendah sampai
ketinggian 500 m dpal
–
Intensitas matahari cukup
–
Berada di daerah angin muim
–
Banyak memerlukan air waktu tumbuh
–
Memerlukan musim kering dan panas waktu
mulai tua
f)
Kelapa
Kelapa merupakan jenis tumbuhan dari keluarga Arecaceae dan
satu-satunya spesies dalam genus Cocos, pohonnya mencapai
ketinggian 30 m. Kelapa adalah pohon serba guna bagi masyarakat tropika. Semua
bagiannya dapat dimanfaatkan orang, dari batang, buah dan daun semuanya dapat
di manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Syarat-syarat agar kelapa dapat tumbuh subur, antara lain sebagai
berikut:
–
Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian
700 m dpal
–
Terletak di daerah tropis
Daerah - daerah penghasil kelapa, antara lain:
–
Bone :
Sulawesi Selatan
–
Halmahera : Maluku
–
Kepulauan Alor : NTT
–
Kepulauan Solor : NTT
–
Minahasa : Sulawesi Utara
–
Pulau Buru : Maluku
–
Pulau Seram : Maluku
–
Sangihe Talaud : Sulawesi
Utara
Selain itu, kelapa banyak terdapat di Aceh, Bengkulu, Jambi, Jawa Barat,
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Papua, Riau, Sulawesi
Tenggara, Sumatera Selatan, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hasil perkebunan dapat di olah menjadi
produk industri. Contohnya sebagai
berikut:
a) Kelapa sawit di olah menjadi minyak kelapa dan margarin
b) Kopi, coklat dan teh untuk bahan baku pembuatan minuman
c) Cengkeh dan tembakau untuk bahan pembuatan rokok dan
d) obat-obatan
e) Karet menjadi bahan baku untuk pembuatan ban
f) Tebu menjadi bahan dasar pembuatan gula pasir
g) Rosela menjadi bahan dasar pembuatan karung goni
h) Kina di gunakan sebagai bahan dasar pembuatan obat malaria
3.4 Jenis-jenis Sumberdaya dalam Pertanian
a)
Lahan (sawah, tegal, kebun, hutan, tambak dan
lain-lain)
b)
Teknologi dan alat produksi ( alat-alat produksi,
sistem budidaya, dan pengelolaan hasil pertanian)
c)
Sumberdaya manusia (pelaku produksi pertanian)
d)
Sumberdaya biotik ( flora dan fauna yang menunjang
siklus produksi pertanian)
e)
Sumberdaya abiotik ( air, tanah, udara, cahaya,
matahari )
f)
Modal
g)
Manajemen
Secara umum, sumberdaya alam (SDA)
berdasarkan jenisnya dibagi menjadi:
a)
SDA yang dapat diperbaharui (renewable resources)
b)
SDA yang tidak dapat diperbaharui (non renewable or
exhaustible resources)
3.5 Faktor Produksi Pertanian
a) Input secara
garis besar dapat dikelompokkan dalam lahan (A), tenaga kerja (L) dan modal
(C). Produksi juga dipengaruhi oleh lingkungan (E), teknologi (T) dan
karakteristik sosial petani (S).
b) Apabila
ditulis dalam sebuah fungsi matematika, maka produksi (Q) merupakan fungsi dari
lahan, tenaga kerja, modal, lingkungan, teknologi dan karakteristik sosial
petani, atau bisa dituliskan sebagai: Q = f (A, L, C, E, T, S)
c) Sumberdaya
pertanian bisa merupakan input atau faktor-faktor produksi dalam proses
produksi pertanian.
d) Proses
produksi pertanian adalah proses yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi
pertanian (input) untuk menghasilkan produksi pertanian (output).
e) Fungsi
produksi dalam teori produksi menggambarkan hubungan teknis yang merubah input (sumberdaya)
menjadi output (komoditi).
3.6 Peran Dan Kendala Dari Masing-Masing Sumberdaya
a) Lahan
sebagai penyedia untuk mengolah tanaman pertanian. Namun permasalahnya
banyaknya konversi lahan, kepemilikan lahan yang kurang luas atau terdapat di
beberapa daerah dalam satu orang kepemilikan sehingga mengurangi efesiensi
dalam penggarapan lahan pertanian, dan degradasi lahan banyak lahan yang sudah
menurun unsur hara dan bahan organiknya sehingga akan menurunkan produksi
pertanian.
b) Teknologi
dan alat produksi ( alat-alat produksi, sistem budidaya, dan pengelolaan hasil
pertanian). Berfungsi sebagai alat untuk memudahkan pekerjaan dalam mengolah
dan budidaya pertanian, menghemat waktu dan menghasilkan produksi pertanian
yang melimpah daripada menggunakan tenaga kerja manusia. Kendalanya alat
produksi yang relatif mahal, dan tidak semua petani dapat membeli alat
tersebut. Selain itu faktor budaya dimana banyak petani yang lebih
memilih tetap menggunakan buruh tani karena sudah membudaya dan kekeluargaan dengan
buruh tani tersebut.
c) Sumberdaya
manusia (pelaku produksi pertanian). Dalam berbagai bidang, sumberdaya manusia
menjadi pelaku utama yang menggerakkan tata laksana sebuah institusi, maupun
negara. Pemerintahan yang berjalan saat ini juga diisi oleh sumberdaya manusia
yang tentunya adalah orang-orang yang terpilih. Dengan kata lain, mereka yang
dapat duduk menjalankan tugas negara itu adalah orang yang memiliki kapabilitas
lebih dari pada yang lain. Sumberdaya manusia sebagai pengolah dan budidaya
lahan pertanian. Kendalanya banyak tenaga manusia yang diganti ke mesin
pertanian. Sehingga banyak pengangguran di pedesaan, mengakibatkan terjadinya
urbanisasi dan meledaknya pengangguran di kota besar.
d) Sumberday abiotik
( flora dan fauna yang menunjang siklus produksi pertanian). Flora dan fauna
menunjang aktivitas lingkungan pertanian dalam pertukaran siklus energi. Namun
banyak flora dan fauna yang punah. Plasma nuthfah yang hilang sehingga
mengurangi bahan keanekaragaman produksi pertanian.
e) Sumberdaya
abiotik ( air, tanah, udara, cahaya, matahari ) merupakan kebutuhan fital dalam
menunjang produksi pertanian. Permasalahannya banyak air, tanah, udara yang
tercemar sehingga menurunkan sterilitas dan berpengaruh pada hasil produksi
pertanian.
f) Modal, keterbatasan
modal petani dalam mengolah lahan pertanian, dikarenakan harga produksi
pertanian tidak sebanding atau lebih kecil dari biaya produksi pertanian yang
dikeluarkan. Produksi pertanian Indonesia bersaing dengan produk import
pertanian dari negara lain yang masuk di Indonesia.
g) Manajemen
(pengelolaan) usahatani adalah kemampuan petani dalam merencanakan,
mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengawasi faktor produksi
yang dikuasai/dimiliknya sehingga mampu menghasilkan output (produksi) seperti
yang diharapkan. Karakteristik sosial ekonomi petani juga mempengaruhi proses
produksi pertanian, terutama berkaitan dengan proses pengambilan keputusan
dalam pengelolaan usahatani, diantaranya adalah Pendidikan petani (formal &
non formal), Pengalaman petani, Keanggotaan dalam organisasi misalnya kelompok
tani, dan lain-lain.
3.7 Permasalahan yang dihadapi
Permasalahan yang dihadapi dalam pemanfaatan sumberdaya alam untuk
mendukung pembangunan ekonomi adalah masih belum optimalnya pemanfaatan sumberdaya
alam untuk pembangunan. Hal tersebut terlihat dari tingginya tingkat
eksploitasi sumberdaya hutan dan energi untuk pembangunan, serta kurang
optimalnya usaha pertanian, perikanan, dan kehutanan dalam rangka mendorong
ketahanan pangan dan perekonomian nasional. Sementara itu, permasalahan yang
masih sering dihadapi dalam pemanfaatan sumberdaya alam untuk meningkatkan
kualitas dan kelestarian lingkungan hidup adalah isu penurunan kelestarian
fungsi lingkungan hidup yang mengakibatkan penurunan daya dukung lingkungan serta
ketersediaan sumber daya alam. Hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya
eksploitasi hutan oleh pembalakkan liar (illegal logging), kebakaran
hutan, dan praktikpraktik pengelolaan yang belum optimal akibat belum
terbentuknya kelembagaan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di tingkat tapak atau
lapangan; serta meluasnya alih fungsi lahan pertanian dan tambak untuk kegiatan
ekonomi lainnya.
3.8 Peningkatan
Ketahanan Pangan dan Revitalisasi Pertanian
Sasaran utama prioritas peningkatan ketahanan pangan dan revitalisasi
pertanian, adalah (1) terpeliharanya ketersediaan beras dan meningkatnya
tingkat ketersediaan pangan pokok lainnya dari produksi dalam negeri; (2)
tercapainya tingkat pertumbuhan PDB sektor pertanian rata-rata 3,7 – 3,9 persen
per tahun; (3) meningkatnya aksesibilitas rumah tangga miskin dan rumah tangga
rawan pangan terhadap pangan; (4) terjaganya stabilitas harga komoditas pangan
pada tingkat yang terjangkau oleh kelompok masyarakat berpendapatan menengah ke
bawah; (5) meningkatnya ketersediaan konsumsi sebagai sumber pangan protein
hewani; (6) meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk pertanian di
kawasan Asia dan global; serta (7) membaiknya tingkat kesejahteraan petani yang
diindikasikan oleh peningkatan indeks nilai tukar petani (NTP) menjadi 115—120
dan nilai tukar nelayan (NTN) menjadi 115—120.
Berdasarkan sasaran utama tersebut, prioritas peningkatan ketahanan pangan
difokuskan pada beberapa aspek berikut (1) peningkatan produksi dan
produktivitas; (2) peningkatan efisiensi sistem distribusi dan stabilitas harga
pangan; (3) peningkatan pemenuhan kebutuhan konsumsi pangan; (4) peningkatan
nilai tambah, daya saing, dan pemasaran; serta (5) peningkatan kapasitas
masyarakat pertanian. Terkait dengan aspek produksi dan produktivitas,
tantangan yang dihadapi dalam beberapa tahun ke depan adalah memantapkan
ketahanan dan kemandirian pangan yang bertumpu pada produksi dalam negeri.
Produksi bahan pangan dalam negeri harus dapat mengimbangi atau bahkan melebihi
kebutuhan pangan dan kebutuhan bahan baku industri. Peningkatan permintaan akan
bahan pangan akan semakin tinggi seiring dengan peningkatan jumlah penduduk
serta daya beli dan selera masyarakat akan bahan pangan. Namun, di sisi lain,
penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya lahan, tambak, dan air akan
menjadi kendala dan keterbatasan dalam meningkatkan kemampuan produksi
komoditas pangan. Tingginya konversi lahan pertanian ke sektor lain dan semakin
seringnya bencana alam yang terjadi menyebabkan produksi pangan terganggu.
Jaminan penyediaan dan aksesibilitas masyarakat pertanian, perikanan, dan
kehutanan terhadap masukan produksi (pakan, pupuk, dan benih) juga menjadi
kendala lain yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas
pertanian. Permasalahan lain yang dihadapi dalam rangka menjaga ketahanan
pangan adalah upaya untuk menjaga stabilitas harga pangan dan aksesibilitas
masyarakat terhadap pangan. Jumlah penduduk miskin yang masih cukup banyak
menyebabkan rendahnya daya beli masyarakat bahkan masih ada masyarakat yang
tidak mempunyai kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan. Di sisi
lain, masih terkonsentrasinya waktu dan tempat masa panen padi yang
mengakibatkan pengadaan beras masih terpusat di wilayah panen dan memerlukan
waktu serta ruang penyimpanan yang memadai. Upaya peningkatan pemenuhan
kebutuhan konsumsi pangan bagi masyarakat merupakan permasalahan yang dihadapi
dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan. Jumlah penduduk yang banyak tentu
saja membutuhkan pasokan pangan yang mencukupi. Akan tetapi, sampai saat ini
cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola masih kecil dibandingkan dengan
kebutuhan untuk mencukupi konsumsi masyarakat apabila terjadi situasi krisis
pangan. Selain itu, masih ada penduduk dan wilayah rawan pangan yang
membutuhkan prioritas pemerintah dalam memberikan bantuan bahan pangan.
Peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian dalam perdagangan dan
pemasaran juga masih menjadi tantangan dan permasalahan. Kurang memadainya
sarana dan prasarana untuk pemasaran produk pertanian merupakan salah satu
penyebabnya. Hal ini diperparah dengan tidak adanya dukungan institusi
pemasaran gabah-beras di tingkat pedesaan sehingga menyebabkan tidak optimalnya
proses pengadaan yang pada akhirnya merugikan semua pelaku usaha di bidang
pertanian. Walaupun kemampuan produksi beberapa komoditas pertanian telah
meningkat, tetapi daya saing produk pertanian Indonesia di pasar ekspor dan
pasar domestik secara umum masih perlu ditingkatkan. Rendahnya kapasitas atau
kualitas masyarakat pertanian masih menjadi permasalahan yang dihadapi. Petugas
penyuluh yang diterjunkan ke daerah-daerah, kurang mendapatkan perhatian
sehingga petani kurang mendapatkan manfaat dari petugas penyuluh tersebut.
Efisiensi kelembagaan petani atau petani hutan pembudidaya masih perlu terus
ditingkatkan. Dengan jumlah petani atau petani hutan yang relatif banyak,
pengembangan kelembagaan petani atau nelayan akan menjadi potensi yang sangat
besar untuk pembangunan. Untuk itu, perlu dukungan peningkatan efektivitas
sistem kelembagaan penelitian dan inovasi teknologi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sebagai bangsa yang besar dengan
kekayaan potensi sumber dayayang luar biasa sebenarnya Indonesia memiliki
peluang yang besar untukmenjadi pelaku ekonomi yang disegani di tingkat
internasional. Melaluipenerapan strategi yang tepat, pengelolaan potensi sumber
daya yang optimalakan menjadi sumber daya yang produktif secara ekonomi, sosial
danlingkungan. Pada akhirnya hal ini akan terhubung dengan tujuan
dasar pembangunan nasional, yaitu peningkatan daya saing bangsa
melaluipeningkatan kualitas kehidupan warga negara dalam segala aspek
sertamampu memainkan peran sosial, politik dan ekonomi secara signifikan di
duniainternasional.
Pengelolaan sumber daya yang
bijaksana yang mempertimbangkanaspek kelestarian dan kekayaan keragaman genetik
akan memberikan hasilyang optimal searah dengan harapan pembangunan yang ideal
dan serasi yangdikenal dengan istilah pembangunan berkelanjutan (sustainable
development ).
4.2 Saran
Kami sadari dalam
penyusunan makalah ini, masih banyak kekurangan yang harus disempurnakan.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat dan pengetahuan baru, sehingga kita
bisa menatap cakrawala masa depan yang penuh keyakinan dan keberkahan.
DAFTAR PUSTAKA
Agus,
F. 2008. Lahan Gambut: Potensi untuk Pertanian dan Aspek Lingkungan.
Apriyanto,
A. 2011. Pembangunan Pertanian di Indonesia. http:// www
deptan.go.id/renbangtan/konsep_pembangunan_pertanian.pdf.
Diunduh pada tanggal 28 November 2015
Notohadiprawiro,
T. 2006. Pemanfaatan Lahan Basah : Kontroversi yang Tidak Ada Habisnya.
http://soil.faperta.ugm.ac.id/. Diunduh pada tanggal 28 November 2015.
Palestine,
D. 2010. Memajukan Pertanian dan Perkebunan. http:// suarapembaca.detik.com/.
Diakses tanggal 28 November 2015.
Setiawan,
I. 2008. Alternatif Pemberdayaan Bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani Lahan
Kering. Fakultas Pertanian. Universitas Padjadjaran. Bandung.
Setijati,
D. 2010. Keanekaragaman Hayati Pertanian Menjamin Kedaulatan Pangan. LIPI
Press. Jakarta
Ulung
Pamungkas. 2009. Pemetaan Sumber Daya Lahan. Jurusan Teknologi Pertanian.
Universitas Sriwijaya. Palembang. Sumatra Selatan
*Mero
0 komentar